Tinggal satu hari lagi, bangsa
Indonesia bertepatan dengan hari lahirnya salah satu tokoh pendidikan kita
yaitu Ki Hajar Dewantara atau dengan nama asli Raden Mas Soewardi akan
memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), tepatnya pada tanggal 2 Mei.
Hari Pendidikan Nasional diperingati oleh pemerintah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Daerah.
Peringatan
Hari Pendidikan Nasional dapat kita manfaatkan sebagai momen untuk mengevaluasi
diri tentang apa saja yang telah kita lakukan terhadap peningkatan sumber daya
manusia melalui pendidikan serta mencanangkan program induk kedepan yang akan
disepakati dalam memajukan pendidikan.
momentum untuk
merenungkan dan merefleksikan diri terhadap perjalanan dan langkah panjang
yang telah dilalui. Ini terkait dengan cita-cita awal lahirnya HARDIKNAS,
sebuah cita-cita yang saat itu dicirikan dengan semangat kepahlawanan,
semangat kesediaan diri untuk memberikan secara optimal untuk pelayanan
pendidikan
Adanya upaya untuk
mengintropeksi diri dari apa yang sedang kita lakukan dalam menjalankan
berbagai program pendidikan saat ini dan untuk menatap masa depan yang
lebih baik, adanya jaminan pelayanan pendidikan tidak diskriminatif pada
semua peserta didik di manapun mereka tinggal, sehingga cita-cita luhur
saat digagasnya peringatan HARDIKNAS bisa terus terjaga.
Bagaimana kita memprespektifkan
apa yang telah dan sedang dilakukan untuk masa depan yang lebih baik,
sebagaimana dicantumkan dalam konstitusi kita serta diamanatkan pula dalam
sistem perundangan sesuai dengan upaya untuk mencerdaskan bangsa secara
utuh. Peringatan HARDIKNAS harus terus menerus dikumandangkan dan
dilakukan rekontekstualitas sesuai dengan masanya, karena itulah tidak
berlebihan jika momentum HARDIKNAS kali ini juga harus bisa memberikan
makna lebih, tidak hanya sebatas pada memperingatinya secara seremonial
saja.
Kita berdoa semoga pendidikan dapat menjalankan fungsinya sebaik mungkin dan bangsa Indonesia dapat memperbaiki kerusakan-kerusakan di segala bidang dengan segera.
Sejarah
Hari Pendidikan Nasional
diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar
Dewantara, pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional
di Indonesia. Ki Hadjar Dewantara lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era
kolonialisme Belanda, ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan
pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak
kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan.[2]
Kritiknya terhadap
kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda, dan ia
kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa setelah
kembali ke Indonesia. Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan
setelah kemerdekaan Indonesia. Filosofinya, tut wuri handayani ("di
belakang memberi dorongan"), digunakan sebagai semboyan dalam dunia
pendidikan Indonesia. Ia wafat pada tanggal 26 April 1959. Untuk menghormati
jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan Indonesia, pemerintah Indonesia
menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional
Perayaan
Meskipun bukan hari libur nasional,
Hari Pendidikan Nasional dirayakan secara luas di Indonesia. Perayaannya
biasanya ditandai dengan pelaksanaan upacara bendera di sekolah-sekolah dan
perguruan tinggi, dari tingkat kecamatan hingga pusat, disertai dengan
penyampaian pidato bertema pendidikan oleh pejabat terkait.